Menjawab Fitnah Misionaris tentang Hakim yang Adil

Kata pihak misionaris Kristen mengatakan, bahwa Yesus di dalam hadits Nabi Muhammad adalah Hakim yang adil :

“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai hakim yang adil. (Muttafaqun ‘alaih)

Dan menurut Al Quran, Alloh itu adalah hakim yang adil :

Bukankah Allah hakim yang paling adil? (At Tiin;7)

Sehingga mereka mengajak orang-orang untuk memahami bahwa Yesus itu adalah Alloh, Yesus adalah Tuhan sesuai dalil yang ada di Islam sendiri. Dengan dalil-dalil yang dibelokkan maknanya tersebut, mereka ingin berusaha memurtadkan kaum muslimin. Mereka dengan liciknya ingin mengarahkan orang agar mengakui Yesus (Isa) adalah Tuhan.

Jawab :

Sebelum menjawab, sekedar mengingatkan saja bahwa bagi orang-orang yang tahu ilmunya, pasti mereka akan tertawa terbahak-bahak menyaksikan kebodohan dan kelicikan para pemfitnah tersebut. ha ha ha..

Kita akan mengupas dari beberapa sisi agar terang benderang kebodohan dan kelicikan mereka para musuh-musuh Islam itu :

1. Dari sisi dalil :

Dalil lengkapnya berbunyi :

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لَيُوْشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ عَليهِ السَّلام حَكَمًا عَدْلاً، فَيَكْسِرَ الصَّلِيْبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيْرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيَفِيْضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ.
“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti/pajak), dan akan melimpah ruah harta benda, hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Perhatikanlah, bahwa mereka telah memotong dalil untukmemanipulasi isi pesan yang seharusnya. Nabi Isa turun untuk menghancurkan salib, artinya akan meruntuhkan pemahaman dari gereja yang menjadikan salib sebagai lambang pengagungan pengikut gereja terhadap Nabi Isa (Yesus).

Membunuh babi dalam artian babi yang telah diharamkan oleh Tuhan kemudian dihalalkan oleh pengikut-pengikut gereja.

Bunyi dalil yang sekiranya merugikan gereja dihapus oleh mereka, kemudian mereka angkat dengan memotong dalil dengan sangat liciknya.

2. Dari sisi kalimat hakim yang adil

Bacalah baik-baik bunyi dalil yang ada tentang Nabi Isa : حَكَمًا عَدْلاً (hakaman adlan/hakim yang adil)

Apa bedanya dengan bunyi dalil di QS At Tiin;7 ..?

Perhatikan :

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Bukankah Allah hakim yang paling adil ?

Kata yang digunakan adalah : bi ahkamil haakimiin (بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ)..

Mari kita pelajari jenis kata yang dipakai dan apa bedanya denga “hakaman adlan” yang dipakai untuk Nabi Isa (Yesus).

Asal kata : بِأَحْكَمِ = Jenis kata kata sifat/kondisi untuk pembanding dengan yang lainnya. Jadi arti kata بِأَحْكَمِ = lebih bijaksana/seadil-adilnya/paling adil di antara yang lainnya.

Sedangkan kata الْحَاكِمِينَ (Al Haakimiin = para hakim/hakim-hakim, bentuk jama’).

Jadi ayat itu menerangkan bahwa Alloh adalah بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ (hakim paling adil/bijaksana di antara para hakim-hakim yang ada).

Ayat itu menunjukkan bahwa hakim yang adil itu jumlahnya banyak bangeett, sehingga menggunakan kata الْحَاكِمِينَ (Al Hakimiin = para hakim/hakim-hakim). Dan Nabi Isa serta hakim-hakim adil lainnya termasuk di dalamnya.

Sekarang kita tahu bedanya dengan Nabi Isa (Yesus) di atas dengan Alloh, yaitu bahwa Nabi Isa (Yesus) adalah hakim yang adil dan bukan paling adil/paling bijaksana/Maha adil/Maha bijaksana). Sedangkan Alloh adalah hakim yang paling bijaksana/paling adil/Maha bijaksana/Maha adil.

Di dunia ini hakim yang adil sangat banyak, seperti yang diterangkan di QS At Tiin yang menggunakan bentuk jama’ untuk kata hakim. Dan Nabi Isa (Yesus) hanya salah satunya saja.

Di dalam Al Quran hakim memang diperintahkan untuk berbuat adil, ini adalah syarat sebagai hakim. Jadi hakim adil itu banyak bangeeeetttt…

Perhatikan ayat yang lain :

وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Dan jika “hakamta” (kamu menghakimi) mereka, “fa ahkam (maka hakimi (perkara itu) di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. (Al Maidah;42).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa perintah untuk menghakimi yang di dalam ayat tersebut menggunakan kata حَكَمْتَ (kamu menghakimi), maka hakimilah (menggunakan kata fa ahkam = فَاحْكُمْ) dengan adil. Jadi hakim yang adil itu banyak, bukan hanya satu. Tetapi hakim yang paling adil/paling bijaksana (menggunakan kata بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ / bi ahkamil haakimiin) itu hanya Alloh (QS At Tiin;7).

3. Dari sisi waktu

Perhatikan dalil di atas :

“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai hakim yang adil.”

Nabi Isa itu turun ke dunia dan kemudian jadi hakim di dunia, sebelum kiamat datang. Sedangkan bedanya dengan Alloh adalah, pengadilan Alloh itu setelah hari kebangkitan kelak di mahsyar saat kiamat sudah berlangsung. Beda juga bukan..?!

Perhatikan ayat berikut :

يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ (16) الْيَوْمَ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (17)
(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur dan menuju mahsyar); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): “Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya. (QS 40;16-17).

إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ
“Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah: 25 – 26).

dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَجْمَعُ اللهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ لِمِيْقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُوْمٍ قِيَامًا أَرْبَعِيْنَ سَنَةً شَاخِصَةً أَبْصَارُهُمْ يَنْتَظِرُوْنَ فَصْلَ الْقَضَاءِ
“Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir, pada waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dan ath-Thabrani)

Atau banyak dalil sejenis lainnya yang berbicara tentang pengadilan Alloh di yaumil mahsyar kelak, tetapi itu saja sudah cukup untuk memberikan informasi tentang kapan pengadilan Alloh akan dilaksanakan.

Dari berbagai sisi, kita akan mendapatkan perbedaan-perbedaan yang amat sangat mencolok antara Nabi Isa (Yesus) dengan Alloh. Hanya orang-orang bodoh yang percaya pada bualan dari para misionaris tentang dalil di atas, hanya orang-orang bodoh yang percaya pada manusia-manusia yang suka berdusta mengenai ayat-ayat Alloh dan hadits Nabi. Para misionaris berusaha berdusta seolah-olah tidak ada orang yang pandai yang akan membongkar kejahatan mereka tersebut dan mempermalukan mereka. Mereka mengira bahwa semua orang itu sebodoh mereka sehingga mudah untuk dibodohi.. ckckck..

Nah, sekarang kita sudah tahu tentang kelicikan bualan musuh-musuh Islam seperti diterangkan di atas. Apakah anda masih mau dibodohi dan masih mau percaya pada mulut manusia-manusia licik seperti itu..?! hmm..

Menjawab Fitnah atas QS Ali Imron;45-46 tentang kata “terkemuka”

Menjawab Fitnah atas QS Ali Imron;45-46 tentang kata “terkemuka” :

إِذْ قاَلَتِ المَلائِكةُ يا مَرْيَمُ إِنَّ اللهَ يُبَشِّرُكَ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسمُهُ المَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِى الدُّنْيَا وَ الآخِرَةِ وَمِنَ المُقَرَّبِينَ وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِى المَهْدِ وَكَهْلاً وَمِنَ الصَّالِحِين

Qs.3:45-46 (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh.”

Kata si tukang fitnah :

Perhatikan kata ” seorang yang TER” yang berarti orang yang PALING atau orang yang nomor 1.
Kalau ternyata orang nomor 1 di akhirat(surga) hanya lah seorang manusia biasa………..itu artinya surganya Islam memang beda dengan surganya Kristen.
Surganya Kristen itu dipimpin oleh Allah sedangkan surganya Islam hanyalah dipimpin oleh seorang manusia biasa

Jawab :

Untuk menjawab pernyataan lucu dan bodoh tersebut, akan kita bahas dari dua sudut pandang :

1. Dari kata “TER” yang dijadikan senjata ngawur oleh mereka :

Di dalam bahas Arab tidak ada kata “ter”.. kata “ter” di dalam kalimat tersebut adalah pilihan kata penterjemah doank.. coba hilangkan kata “ter” di dakalm kata yang ada, pasti akan gak bermakna.. “terkemuka” hilangkan “ter” jadi “kemuka” donk.. ha ha ha..

Sebenarnya di dalam bahasa Indonesia pun kata “ter” sudah biasa digunakan untuk jumlah yang lebih dari satu. Misal dalam sebuah acara penyerahan penghargaan untuk para ilmuwan terbaik negeri ini, kemudian sang pembawa acara berkata “ para hadirin yang terhormat..bla..bla..bla.. Inilah putera puteri terbaik bangsa..bla..bla..bla.. semoga kelak di kemudian hari bisa menjadi ilmuwan-ilmuwan terkemuka di muka bumi ini.. bla bla bla.. ”

Penghargaan untuk para ilmuwan terbaik, artinya penghargaan untuk putera puteri terbaik negeri ini yang telah mendedikasikan dirinya sebagai ilmuwan, walaupun ada kata “TER” di kata “terbaik”, bukan berarti satu bukan..?! betul..?!

Kalimat “..hadirin yang terhormat..”, jumlah hadirin itu lebih dari satu dan semuanya disebut “terhormat” padahal menggunakan kata “ter”. Betul..?!

Kalimat “..putera puteri terbaik..”, perhatikan penggunaan kata “ter” dalam kata “terbaik”, padahal jumlah putera-puteri di situ bukan hanya satu. Paham..?!

Kata bahasa arab yang asli dari ayat yang dibahas tersebut, yang diterjemahkan sebagai “terkemuka” itu adalah kata “wajihan” (وَجِيهًا)..

Menurut Kamus bahasa Arab :
وَجِيهًا berasal dari kata وَجُهَ – يَوْجُهُ yang berarti dihormati atau dimuliakan

kata wajihan (وَجِيهًا) juga digunakan untuk gelar pada Nabi yang lain, seperti ayat :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.

perhatikan ada kata (وَجِيهًا) di dalam kalimat tersebut.. jadi Musa adalah juga وَجِيهًا , bukan nabi Isa doank.. nah, di dalam ayat tersebut penerjemah memilih kata “terhormat”.. apakah Musa juga Tuhan karena kata “TER” tersebut..?! Bukankah terhormat kata para tukang fitnah itu berarti hanya satu, yang paling terhormat..?! ha ha ha..

masalah terkemuka atau terhormat itu hanyalah pilihan kata untuk terjemahan dari kata “wajihan” (وَجِيهًا ) .. paham..?!

2. Dari pembahasan kalimat yang ada di dalam ayat tersebut :

“..dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),..”

Nah, kalimat itu sudah jelas bahwa Nabi Isa itu bukan Alloh, tetapi orang yang didekatkan pada Alloh, di dalam bahasa aslinya menggunakan kalimat : وَمِنَ المُقَرَّبِينَ (wa minal muqorrobiin)..
Kalimat tersebut terdiri dari kata وَ (wa=dan), مِنَ (min=dari), المُقَرَّبِينَ (al-muqorrobiin=orang-orang yang didekatkan pada Alloh). Jadi, Nabi Isa itu hanya bagian dari sekian banyak orang-orang yang didekatkan kepada Alloh.

Kata المُقَرَّبِينَ (al-muqorrobiin) itu adalah bentuk jamak, artinya orang-orang yang didekatkan pada Alloh, dan kata مِنَ (min) yang ada di depannya menunjukkan bagian. Jadi sebenarnya al-muqorrobiin itu artinya banyak orang yang didekatkan pada Alloh, dan Nabi Isa hanya satu di antara sekian banyak orang tersebut.

Cobalah dipikir dengan akal sehat, apakah kalimat itu menunjukkan bahwa Nabi Isa itu Tuhan..?! ckckck..
Bagian mananya broo..?! ha ha.. dagelan beneerrr..
Kalo Nabi Isa itu Tuhan, berarti banyak Tuhan donk..?! khan al-muqorrobiin itu jumlahnya banyak, bukan Nabi Isa doank.. betul..?!
Gunakan akal sehat broo.. bukan dengkul sehat.. ckckck..

Perhatikan lagi kalimat :

“..dan dia adalah termasuk orang-orang yang shaleh..”

Nah, kalimat itu sudah jelas bahwa Nabi Isa bukan Alloh, tetapi bagian dari orang-orang shaleh, di dalam bahasa aslinya menggunakan kalimat : وَمِنَ الصَّالِحِين (wa minas-shoolihiin)..
Kalimat tersebut terdiri dari kata وَ (wa=dan), مِنَ (min=dari), الصَّالِحِين (as-shoolihiin=orang-orang yang shaleh). Jadi, Nabi Isa itu hanya bagian dari sekian banyak orang-orang yang shaleh saja.

Kata الصَّالِحِين (as-shoolihiin) itu bentuk jamak, artinya orang-orang yang shaleh, dan kata مِنَ (min) yang ada di depannya menunjukkan bagian. Jadi Nabi Isa itu hanya salah satu di antara sekian banyak orang shaleh yang lainnya.

Cobalah dipikir dengan akal sehat, apakah kalimat itu menunjukkan Nabi Isa itu Tuhan..?! ckckck..
Bagian mananya broo..?! ha ha.. dagelan beneerrr..
Kalo Nabi Isa itu Tuhan, berarti banyak Tuhan donk..?! khan al-muqorrobiin itu jumlahnya banyak, bukan Nabi Isa doank.. betul..?!
Gunakan akal sehat broo.. bukan dengkul sehat.. ckckck..

Makanya, kalo baca ayat itu baca keseluruhan dari ayatnya, jangan sepotong-sepotong doank. Apalagi yang dibaca serta diangkat hanya satu kata doank, sekali lagi : satu kata doank.., padahal ada sekian banyak kata lainnya di dalam kalimat yang ada di ayat tersebut. Ckckck..

Kelicikan yang amat sangat bodoh dan amat sangat sembrono serta memalukan tentunya..

Menjawab Fitnah tentang Yesus dan Hari Kiamat

Para misionaris Kristen menyebarkan fitnah bahwa Nabi Isa (Yesus) adalah Tuhan, karena mengetahui tentang hari kiamat, dengan menunjukkan sebuah ayat :

وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (Az Zukhruf:61)

Kemudian dengan pongahnya mereka mengambil ayat untuk mendukung pendapatnya sebagai berikut :

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ
إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat, ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’” [Al-A’raaf: 187]

Mereka para misionaris dengan lugunya berkata, nah yang tahu kapan terjadinya kiamat itu hanya Tuhan (Al-A’raaf: 187), dan ayat sebelumnya (Az Zukhruf:61) dikatakan yang tahu tentang kiamat adalah Yesus. Selanjutnya dengan masih lugunya mereka langsung menyimpulkan bahwa Yesus adalah Tuhan, karena tahu tentang kiamat.

Mereka para misionaris tersebut ingin memurtadkan kaum muslimin, dengan cara memelintir pengertian sebuah ayat untuk membenarkan keyakinan mereka bahwa Yesus adalah Tuhan. Hmm..

Bagi orang yang tidak tahu bahasa arab walau sedikit-sedikit mungkin akan mengiyakan fitnah tersebut dan atau mungkin saja mereka sekedar dibuat bingung sambil bergumam : “masak siihh..?” atau “kayaknya sih bener juga ya..?”. Akan tetapi jika kita bisa mengetahuinya (bahasa arab)atau bertanya pada yang mengerti bahasa arab, maka tentu kita akan tertawa terbahak-bahak dengan klaim para misionaris tersebut. Kliatan bodoh tapi sok tahu.. ckckck..

Baiklah, mari kita kupas dari ayat tersebut di atas :

Ayat yang dimaknai oleh misionaris bahwa Yesus tahu hari kiamat adalah : وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ (Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat)

Perhatikanlah kalimat : لَعِلْمٌ (La’ilmun)..
Lam yang di depan ‘ilmun adalah lam taukid artinya kata “Lam” yang digunakan sebagai penguat (diartikan : sungguh) nabi Isa itu sebagai عِلْمٌ (‘ilmun) dan bukan sebagai ‘aalim/ عالم (orang yang mengetahui). Isim fa’il (pelaku) dari kata dasar ‘ilmun adalah ‘aalim (عالم) , jama’nya adalah ‘ulama’(علماء) ..

Jadi para misionaris tersebut hanya sekedar membaca terjemahan, kemudian mereka menafsirkan sendiri bahwa Nabi Isa mengetahui hari kiamat. Tidak ngerti bahasa arabnya, tapi langsung main klaim begitu saja.. ckckck..

Ketahuilah, jika Nabi Isa itu mengetahui hari kiamat, maka di dalam kalimat ayat tersebut Nabi Isa bukan sebagai ‘ilmun/عِلْمٌ akantetapi sebagai ‘aalim/عالم (orang yang mengetahui).

Maksud Nabi Isa itu sebagai ‘ilmun/عِلْمٌadalah sebagai tanda untuk memberikan pengetahuan bagi orang-orang di akhir jaman akan datangnya hari kiamat, dan bukan sebagai orang yang mengetahui hari kiamat. Jika Nabi Isa sebagai orang yang mengetahui hari kiamat maka nabi Isa bukan sebagai ‘ilmun/عِلْمٌ tetapi sebagai ‘aalim/عالم (orang yang mengetahui). Sangat jelas bukan..?!

Apa maksud ayat tersebut..?! mari kita belajar tafsir, bukan terjemahan doank. Karena untuk mengetahui apa yang dimaksud oleh sebuah ayat di dalam Al Quran maka kita harus membuka kitab tafsir terlebih dahulu.

Ibnu Katsir dalam Tafsirul Qur’anil ‘Azhim mengatakan,
”Tafsir dari Ibnu Ishaq telah disebutkan, yaitu yang dimaksudkan dengan ayat ini adalah diutusnya Nabi Isa ‘alaihis salam di mana beliau ‘alaihis salam akan menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta serta penyakit lainnya.”
Kemudian selanjutnya Ibnu Katsir mengatakan,”Yang dimaksudkan dengan ayat ini adalah mengenai turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam sebelum hari kiamat.
Sebagaimana terdapat pula dalam firman Allah, وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا : “Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepada Isa (‘alaihis salam) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa’ [4] : 159).
Hal ini juga dikuatkan dengan qiro’ah (bacaan) lain dari ayat ini, وإنه لعَلَم للساعة Yang artinya ‘Sungguh Isa adalah sebagai tanda datangnya hari kiamat’ dengan memberi harakat fathah pada huruf ‘ain dan lam, yang berarti ‘alaamah (alamat) dan amaaroh (tanda) telah dekatnya hari kiamat. Bacaan ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan lain-lain Imam tafsir.

Dan Mujahid berkata mengenai ayat ini bahwa sebagai tanda hari kiamat adalah keluarnya Isa bin Maryam sebelum hari kiamat. Demikianlah yag diriwayatkan dari Abu Huroiroh, Ibnu Abbas, Abul ‘Aliyah, Abu Malik, ‘Ikrimah, Qotadah, Adh Dhohak, dan selainnya. Juga terdapat hadits mutawatir (melalui banyak jalan periwayatan) dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya Isa ‘alaihis salam akan turun sebelum hari kiamat sebagai imam dan hakim yang adil. Janganlah ragu-ragu dengan hari kiamat (bukan dengan Isa, pen). Sesungguhnya hari kiamat itu pasti terjadi dan bukan sesuatu yang mustahil. Ikutilah Aku mengenai yang Aku sampaikan kepada kalian dengannya (tentang turunnya Isa). Inilah jalan yang lurus.”

Maksudnya adalah, jika Nabi Isa sudah hadir kembali ke dunia ini, maka itu sebagai tanda untuk memberikan pengetahuan bagi manusia bahwa sebentar lagi kiamat akan segera datang.

Nah, akhirnya jelas bukan..?!

Bahwa yang dimaksud Nabi Isa itu sebagai ‘ilmun/عِلْمٌ adalah beliau sebagai tanda untuk mengetahui datangnya hari kiamat, dan bukan sebagai orang yang mengetahui hari kiamat. Karena jika beliau adalah orang yang mengetahui hari kiamat maka kata yang digunakan untuk Nabi Isa di dalam kalimat tersebut adalah ‘aalim/عالم.

Sekarang kita sudah tahu, betapa fatalnya orang-orang yang gak ngerti bahasa arab tetapi dia memaksakan diri untuk memahami sebuah ayat di dalam Al Quran sekedar melalui terjemahan saja.
Sehingga seperti contoh kisah misionaris yang sok tahu tentang ayat Al Quran di atas, akan jadi bahan tertawaan bagi orang-orang yang sudah tahu. He he..

Bagaimana dengan Al-A’raaf: 187..?!
Ayat tersebut berbicara bahwa hanya Alloh yang mengetahui waktu turunnya kiamat. Sedangkan para Nabi hanya sekedar memberitahukan bahwa kiamat pasti akan terjadi kemudian tanda-tandanya yang muncul sebelum kiamat, termasuk salah satu tanda untuk mengetahui kiamat adalah turunnya Nabi Isa.

Perhatikan kalimat : لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ (… Laa=Tidak.. Yujalliy= menjelaskan…haa=dia (hari qiyamat)… li=bagi/untuk(tentang)..waqti=waktu..haa=dia( hari qiyamat)… illaa=kecuali… huwa=dia (Allah)… Arti lepasnya adalah.. tidak ada yg bisa menjelaskan “waktu” datangnya hari Qiyamat kecuali Allah..

Hanya Alloh saja yang tahu waktu kiamat itu terjadi, selain Alloh tidak ada yang tahu. Termasuk Yesus pun tidak tahu, seperti yang tertera di dalam Bible itu sendiri :

“Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan anak pun tidak, hanya Bapa saja.” (Markus 13:32)

Jadi yg tahu itu hanya Bapa saja… Yesus tidak tahu lhoo.. krn Yesus bukan Bapa.. betuulll..?!
Jika Yesus adalah Bapa, tentu tahu tentang hari kiamat walau dia sedang turun di muka bumi. Betuulll..?! Kalau dia bilang gak tahu, berarti dia sedang berbohong.. betuulll..?!
Masak Tuhan berbohong..?! hiks..

Yang masuk akal sehat serta pemikiran yang amat sangat logis adalah bahwa Yesus itu bukan Tuhan, karena dia tidak Maha Tahu.. sekian..